BAB I
PENDAHULUAN
Kini Aplikasi KUDO bisa jadi mitra GrabCAr / GrabBrike, daftar gratis ayo buruan daftarkan jadi agen KUDO gratis, dan kamu juga bisa jualan pulsa dengan harga yang murah, Jadilah #AgenKudo dengan menggunakan kode %1$s, klik link ini https://kudo.co.id/?ref= Attqjq0
B. Pokok Pembahasan
Apa pengertian topik?
Bagaimana membuat sebuah topik yang baik?
Apa pengertian judul dan tema?
Apakah kerangka karangan itu?
Bagaimana macam dan bentuk sebuah karangan?
Bagaimana pola sebuah karangan?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Topik
1. Pengertian Topik
Secara etimologis, kata “topik” berasal dari kata bahasa Yunani, topoi yang berarti “tempat”.
Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah ditentukan dan dibatasi. Topik
berarti pokok pembicaraan atau pokok permasalahan. Topik karangan adalah suatu
hal yang digarap menjadi karangan. Topik merupakan jawaban atas pertanyaan
Masalah apa yang akan ditulis? atau Hendak menulis tentang apa? Atau topik
merupakan suatu pokok dari sebuah pembicaraan atau sesuatu yang akan menjadi
ladasan dalam penulisan sebauah artikel.
Syarat sebuah topik ialah harus menarik
perhatian, dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca dan topik yang dipilih
harus mempunyai sumber acuan yang jelas atau real,dll.
Jika seseorang akan mengarang, ia
terlebih dahulu harus memilih dan menetapkan topik karangannya. Ciri khas topik
terletak pada permasalahannya yang berifat umum dan belum terurai berbeda
dengan tema, adapun judul karangan pada umumnya adalah rincian dan penjabaran
dari topik. Jika dibandingkan dengan topik, judul lebih spesifik dan sering
telah menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas.
Berdasarkan uraian di atas dapat
diketahui persamaan dan perbedaan antara topik dan judul. Topik dapat menjadi
judul karangan.namun, antara keduanya terdapat perbedaaan, topik adalah payung
besar yang bersifat umum dan belum menggambarkan sudut pandang penulisnya.
Sedangkan judul lebih spesifik dan telah mengandung permasalahan yang lebih
jelas atau lebih terarah.
Dalam penggarapan karangan ilmiah
misalnya skripsi, judul memang ditetapkan pada awal proses penulisan, yaitu
pada waktu pengajuan outline. Namun, perlu diketahui bahwa proses pembuatan
judul itu sebenarnya tetap berawal dari pemiihan topik. Pada jelnis karangna
lain pada artikel sederhana, judul dapat dibuat sesudah karangan selesai, serta
dapat diganti - ganti sepanjang hal itu relevan dengan isi karangan dan sesuai
dengan topik yang ditentukan.
2. Sumber Topik
Tak jarang seorang openulis bingung
saat menentukan hendak menulis apa, rasanya semua menarik dan banyak yang sudah
ditulis orang sebenarnya banyak hal yang dapat dijadikan topik tulisan. Untuk
membantu menentukan topik, seperti yang disampaikan Wayne N. Thompson dalam Rakhmat (1999:20), seorang penulis dapat
menemukan sumber topik dengan cara sebagai berikut :
1. Pengalaman Pribadi
a. Perjalanan
b. Tempat yang pernah dikunjungi
c. Kelompok Anda
d. Wawancara dengan tokoh
e. Kejadian luar biasa
f. Peristiwa lucu
2. Hobi dan Keterampilan
a. Cara melakukan sesuatu
b. Cara kerja sesuatu
3. Pengalaman Pekerjaan atau Profesi
a. Pekerjaan tambahan
b. Profesi keluarga
4. Pelajaran Sekolah/Kuliah
a. Hasil-hasil penelitian
b. Hal-hal yang perlu diteliti lebih lanjut
5. Pendapat pribadi
a. Kritik terhadap buku, film, puisi, pidato, iklan,
siaran radio /televisi
b. Hasil pengamatan pribadi
6. PeristiwaHangat dan Pembicaraan publik
a. Berita halaman muka surat kabar
b. Topik tajuk rencana
c. Artikel
d. Materi kuliah
e. Penemuan mutakhir
7. Masalah Abadi
a. Agama
b. Pendidikan
c. Sosial danmasyarakat
d. Problem pribadi
8. Kilasan Biografi
a. Orang-orang terkenal
b. Orang-orang berjasa
9. Kejadian khusus
a. Perayaan atau peringatan
b. Peristiwa yang eratkaitannya dengan perayaan
10. Minat Khalayak
a. Pekerjaan
b. Hobi
c. Rumah tangga
d. Pengembangan diri
e. Kesehatan dan penampilan
f. Tambahan ilmu
g. Minat khusus
3. Pembatasan Topik
Topik adalah segala yang ingin
dibahas. Ini berarti, penulis sudah memilih apa yang akan menjadi pokok
pembicaraan dalam tulisan tersebut. Menurut Sabarti
Akhadiah (1994: 211), ada lima
hal yang perlu diperhatikan dalam memilih topik:
1. ada manfaatnya untuk perkembangan ilmu atau profesi
2. cukup menarik untuk dibahas
3. dikenal dengan baik
4. bahannya mudah diperoleh
5. tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit
Keraf (1979: 113) merumuskan
kiat pembatasan topik adalah dengan langkah sebagai berikut: Pertama, tetapkan
topik yang ingin dibahas dalam suatu kedudukan sentral. Kedua, ajukanlah
pertanyaan, apakah topik yang berada dalam kedudukan sentral itu masih dapat
diperinci lebih lanjut atau tidak. Bila dapat, tempatkanlah perincian itu di
sekitar lingkaran topik pertama tadi. Ketiga, tetapkanlah yang mana dari
perincian tadi yang akan dipilih. Keempat, ajukanlah pertanyaan apakah sektor
tadi masih perlu diperinci lebih lanjut atau tidak. Demikian dilakukan berulang
sampai diperoleh topik yang sangat khusus.
4. Kriteria Topik yang Baik
Tahap ini tentu saja sudah
menentukan topik yang hendak dikembangkan menjadi suatu karangan. Langkah
selanjutnya, pertimbangkanlah apakah topik tersebut menarik untuk dijadikan
tulisan dan apakah mampu untuk menuliskannya sebagai sebuah karangan? Untuk
menentukan topik yang baik, hal-hal berikut ini dapat dijadikan tolok ukurnya.
1. Topik harus sesuai dengan latar belakang
pengetahuan penulisnya. Pastikan bahwa topik yang hendak dibahas benar – benar
sudah dikuasai materinya.
2. Topik harus sesuai dengan minat Anda. Topik yang
menarik minat Anda akan membuat Anda lancar menuliskannya.Selain itu, jika Anda
tertarik untuk menuliskannya tentu akan membuat Anda bersemangat mencari
referensinya.
3. Topik harus menarik minat pembaca. Percuma saja
menulis sesuatu yang kira-kira tidak membuat orang tertarik untuk membacanya.
Meskipun minat baca seseorang tentulah berkaitan dengan latar belakang
pengetahuannya. Akan tetapi, jika Anda menulis sesuatu yang baru, eksotik,
menyodorkan alternatif lain, menimbulkan rasa ingin tahu, membuat seseorang
terlibat emosional, dan hal yang eksotik ini akan menarik orang untuk
membacanya.
4. Topik harus
dapat ditunjang dengan referensi lain. Suatu topik yang belum ada sama sekali
rujukan (referensi) atau materi lain yang menunjang akan sangat merepotkan Anda
sendiri, Untuk itu, sedapat mungkin hindarilah dahulu topik seperti itu.
5. Topik harus dibatasi ruang lingkupnya. Topik yang
terlalu luas akan menyulitkan Anda sendiri dan akan menyita banyak waktu Anda.
Lagi pula pembicaraan Anda tidak akan terfokus. Hal ini akan membuat tulisan
Anda terlihat bertele-tele.
5. Cara Membuat Topik
Sebelum mengangkat sesuatu menjadi
topik dalam tulisan, pengarang harus benar-benar mengetahui pokok persoalannya.
Agar pembicaraan pengarang tidak melantur, hendaknya topik dipersempit sesuai
dengan rencana. Dengan itu, akan diperoleh salah satu aspek untuk diangkat
menjadi pokok pembahasan karangan. Contoh berikut ini adalah cara untuk
mempersempit topik supaya lebih spesifik dari topik sebelumnya.
a. Menurut tempat: negara tertentu lebih khusus dari pada dunia; Jakarta lebih terbatas dari pada Pulau Jawa.Topik “Pulau Jawa sebelum Indonesia Merdeka” dapat dipersempit menjadi “Jakarta sebelum Indonesia Merdeka”.
b. Menurut waktu/periode/zaman: “Kebudayaan Indonesia”
dapat dikhususkan menjadi “Seni Patung pada Zaman Kerajaan Hindu”.
c. Menurut hubungan sebab akibat : “Dekadensi Moral di
Kalangan Muda-Mudi” dapat dipersempit menjadi “Pokok Pangkal Timbulnya Krisis
Moral di Kalangan Muda-Mudi”
d. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, kesenian, ... dan sebagainya.Karangan tentnag “Usaha-usaha Pemerintah dalam bidang Ekonomi dapat diperkhusus menjadi “Kebijaksanaan Deregulasi di Bidang Ekonomi Selama Ganti”.
d. Menurut pembagian bidang kehidupan manusia: politik, sosial, ekonomi, kebudayaan, agama, kesenian, ... dan sebagainya.Karangan tentnag “Usaha-usaha Pemerintah dalam bidang Ekonomi dapat diperkhusus menjadi “Kebijaksanaan Deregulasi di Bidang Ekonomi Selama Ganti”.
e. Menurut aspek khusus umum: idividual-kolektif:
“Pengaruh Siaran televisi terhadap Kaum Tanidi Jawa Timur” dapat dipersempit
menjadi “Pengaruh Siaran Televisi Boyolali.
f. Menurut objek material dan objek formal. Objek
material ialah bahan yang dibicarakan; objek formal ialah sudut dari mana bahan
itu kita tinjau, misalnya: “Kesusastraan Indonesia (objek material) Ditinjau
dari Sudut Gaya Bahasanya (objek formal). Kepemimpinan Ditinjau dari Sudut
Pembentukan Kader-kader Baru; Keluarga Berencana ditinjau dari Segi Agama.
6. Tujuan Penulisan
Setelah menemukan topik, langkah
selanjutnya menentukan tujuan penulisan. Maksudnya, apa yang ingin dicapai
dengan menulis topik karangan terntentu.Pada dasarnya tujuan penulisan dapat
dikelompokkan atas tujuan umum dan tujuan khusus (Rakhmat 1999:24). Tujuan
umum bersifat informatif. Adapun tujuan khusus adalah tujuan yang dijabarkan
dari tujuan umum. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh berikut.
Topik :Pentingnya Menjaga Perdamaian
Judul : Damai itu Indah
Tujuan umum : Argumentasi
Tujuan khusus :
a. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai memberi
ketenangan dan kenyamanan dalam kehidupan kita.
b. Memberi keyakinan pada pembaca bahwa damai membuat
kehidupan menjadi lebih indah.
c. Mengajak pembaca untuk selalu menjaga perdamaian.
B. JUDUL
Judul dan topik tentu saja tidak
sama. Topik ialah pokok pembicaraan, sedangkan judul adalah nama, merek, atau
label karangan. Topik bersifat implisit, sedangkat judul bersifat eksplisit.
Karena sifat topik, dan judul seperti itu, biasanya penulis menentukan topik
yang ingin dibahasnya sebelum menulis, sedangkan pembaca menemukan judul
sebelum membaca. Sebaliknya, penulis menentukan judul ketika atau setelah
menulis, sedangkan pembaca mengetahui topik tulisan setelah membaca.
Dengan demikian, judul dan topik
tidak sama. Dalam karangan fiksi –misalnya- topik tidak dengan sendirinya
menjadi judul. Misalnya roman yang berjudul “Siti Nurbaya” bertopik dalam
“Kawin Paksa”. Dalam karya ilmiah, biasanya topik bisa serta-merta menjadi
judul. Berdasarkan uraian ini, maka topik yang sudah sangat spesifik di atas
dapat langsung dijadikan judul.
Syarat judul itu sendiri sebagai
berikut:
1. Harus sesuai dengan topik atau isi dan
jangkauannya.
2. Sebaiknya dinyatakan dengan frasa atau kelompok
kata, bukan kalimat.
3. Sesingkat mungkin sehiangga maksud yang disampaikan dapat tercermin lewat
judul.
4. Sejelas mungkin, tidak dalam bentuk konotatif dan
tidak bermakna ambiguitas.
5. Provokatif, memancing orang untuk membaca tulisan
itu.
C. TEMA
Secara etimologis, kata “tema” berasal dari bahasa Yunani yaitu tithenai yang berarti ”sesuatu
yang telah diuraikan”. Ini berarti topik merupakan sesuatu yang sudah
ditentukan dan dibatasi. Tema berarti pokok pemikiran atau suatu gagasan pokop
atau ide pikiran tentang suatu hal, salah satunya membuat sebuah tulisan. Jadi
jika diandaikam seperti sebuah rumah, tema merupakan fondasinya. Pokok
pemikiran tertentu yang akan disampaikan oleh penulis dalam karangannya disebut
tema karangan. Penetapan tema sebelum mulai mengarang sangatlah penting untuk
menjamin penyampaian ide secara teratur dan jelas sehingga isi karangan akan dapat
dipahami oleh pembaca dengan mudah.
Tema hendaknya harus diungkapkan
secara eksplisit agar dapat membantu memudahkan penulis dalam menulis sebuah
kerangka karangan (outline). Berdasarkan uraian di atas, contoh berikut akan
memperjelas kedudukan tema dalam suatu kerangkan karangan. Sekaligus membedakan
antara topik, judul dan tema.
Topik : Upaya mengatasi tawuran antar pelajar
Judul : (dapat disesuaikan dengan selera penulis)
1. Tawuran lagi, Tawuran lagi... Pusing!
2. Tawuran pada anak sekolah, Penyakit Kriminalitas
3. Tawuran antar sesama pelajar dapat merusak
moralitas anak bangsa.
Tema : Upaya mengatasi kriminalitas pada
para pelajar bukanlah semata-mata tanggung jawab aparat kepolisian saja, melainkan
juga menjadi tanggung jawab para orang tua para pelajar. Permasalahan ini tidak
mungkin dapat dipecahkan tanpa bantuan semua pihak yang terkait. Dalam hal ini
yang paling diperlukan adalah adanya kesadaran bahwa kita ini adalah umat yang
beragama yang memiliki keyakinan dan kepercayaan yang luhur dan sakral, bahwa
kita sesma mkhluk hidup haruslah hidp damai dan berdampiungan. Seperti dalam
topik, tema juga perlu pembatasan dalam penulisannya agar penulis tidak
melantur atau melenceng dari pokok bahasan yang utama. Dengan begitu penulis
akan lebih mudah membuat suatu karangan yang efektif
D. KERANGKA KARANGAN
Kerangka karangan adalah rencana
teratur tentang pembagian dan penyusun gagasan. Fungsi utama kerangka karangan
adalah mengatur hubungan di antara gagasan-gagasan yang ada. Kerangka
mengandung rencana kerja bagaimana menyusun karangan. Kerangka akan membantu
penulis menggarap karangan menjadi logis dan teratur serta memungkinkan penulis
membedakan ide-ide utama dari ide-ide tambahan.
Kerangka karangan dapat mengalami perubahan
terus menerus untuk mencapai suatu bentuk yang lebih sempurna. Kernagka
karangan karangan dapat berbentuk cacatan sederhana, tetapi dapat juga
mendetail. Kerangka yang belum final disebut outline sementara kerangka yang
sudah tersusun rapi dan lengkapdisebut outline final.
Kerangka karangan dapat membantu
pengarang/penulis dalam hal-hal sebagai berikut.
a. Mempermudah pengarang menuliskan karangannya.
b. Mencegah pengarang menuliskan karanganya.
c. Memberi fokus atau arah sehingga pengarang tidak ke
luar dari sasaran yang telah ditetapkan.
d. Membantu pengarang mengatur atau menetapkan klimaks
yang berbeda-beda di dalam karangannya, juga menata detail karangan.
e. Sebagai miniatur dari keseleruhuhan karangan,
melalui kerangka karangan, pembaca dapat melihat intisari ide serta struktur
suatu karangan.
1. Macam dan Bentuk Karangan
Kerangka Karangan ada 2 macam yaitu,
Kerangka topik dan kerangka kalimat. Dalam pratik pemakaian,
kerangka yang banyak dipakai adalah kerangka topik.Kerangka topik terdiri atas
kata, frasa, koma, atau klausa, yang didahului dengan tanda-tanda atau kode
tertentu untuk menyatakan hubungan antargagasan. Tanda baca akhir (.) tidak
diperlukan karena tidak dipakainya kalimat tidak lengkap. Kerangka kalimat
lebih bersifat resmi berupa kalimat lengkap. Pemakaian lengkap menunjukan
diperlukannya pemikiran yang lebih luas daripada yang dituntut didalam kerangka
topik. Tanda baca titik harus dipakai pada akhir setiap kalimat yang dipakai
untuk menuliskan judul dan sub bab. Kerangka kalimat banyak dipakai pada proses
awal penyusunan outline. Bila outline sudah selesai. Kerangka kalimat itu dapat
dipadatkan menjadi kerangka topik, demi kepraktisan. Pemakaian kalimat dapat
saja untuk menulis judul bab. Jadi, kerangka bisa saja berbentuk gabungan
kerangka kalimat dan kerangka topik. Meskipun pemakaian kerangka topik lebih
dominan, tidaklah dipantangkan mencampur dengan kerangka kalimat, meski hanya
untuk penulisan judul-judul bab.
Kerangka dapat dibentuk dalam sistem
tanda untuk kode tertentu. Hubungan di antara gagasan yang ditunjukkan oleh
kerangka dinyatakan dengan serangkaian kode yang berupa huruf dan angka. Bagian
utama biasanya didahului angka tertentu (misalnya angka romawi), sedangkan
bagian bawahnya (subbagian) menggunakan tanda yang lain. Ada juga kerangka yang
hanya menggunakan angka Arab saja, jika karangannya tidak terlalu panjang,
misalnya untuk makalah atau artikel sederhana. Kode-kode itu akan lebih
kompleks di dalam karangan yang benar benar seperti skripsi, tesis, disertasi,
dan buku. Perhatikan pemakaian kode kerangka berikut.
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa, agar
karangan terstruktur rapi, pengarang harus membagi-bagi gagasan. Kaidah
pembagian yang perlu diingat adalah segala sesuatu yang terdapat di bawah
sesuatu tanda harus berhubungan langsung dan takluk kepada yang membawahkannya.
Tanda-tanda yang dipakai (huruf atau angka) harus ada pasangannya, minimal
satu.
2. Pola penyusunan Kerangka Karangan
Ada
dua pola terpenting yang lazim dipakai untuk menyusun kerangka karangan, yaitu
pola alamiah dan pola logis. Pola pertama disebut alamiah karena memakai
pendekatan berdasarkan faktor alamiah yang esensial, yaitu ruang (tempat) dan
waktu. Pola yang kedua dinamakan pola logis karena memakai pendekatan
berdasarkan jalan pikiran atau cara berpikir manusia yang selalu mengamati
sesuatu berdasarkan logika.
a. Pola Alamiah
Seperti yang telah diuraikan di atas,
penyusunan kerangka karangan yang berpola alamiah mengikuti keadaan alam yang
berdimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu, urutan unit-unit dalam kerangka
pola alamiah dapat dibagi dua, yaitu urutan ruang dan urutan waktu.
1) Urutan ruang
Yang dimaksud dengan urutan adalah
pola uraian yang menjabarkan keadaan suatu ruang seperti dari kiri ke kanan,
dari atas ke bawah, dan seterusnya. Urutan ruang dipakai untuk mendeskripsikan
suatu tempat atau ruang, umpamanya kantor, gedung, lokasi atau wilayah
tertentu. Berikut ini contoh bagian kerangka karangan yang memakai urutan
ruang.
Topik : Laporan Lokasi Banjir di Indonesia
I. Banjir di Pulau Sumatera
A. Banjir di Sumatera Selatan
1. Daerah Lahat
2. Daerah Pendopo
B. Banjir di Sumatera Utara
1. Daerah Samosir
2. Daerah Toba
C. Banjir di .......
2) Urutan waktu
Urutan waktu dipakai untuk
menarasikan (menceritakan) suatu peristiwa/kejadian, baik yang berdiri sendiri
maupun yang merupakan rangakaian peristiwa. Kerangka tentang sejarah pastilah
memakai urutan waktu. Agar tidak membosankan, urutan waktu seperti di atas
dapat divariasikan dengan susuna terbalik misalnya dari akhir ke awal.
Perhatikan contoh kerangka karangan yang memakai urutan waktu dibawah ini.
Topik : Riwayat Hidup Gus Dur
1. Jati diri Gus Dur
2. Pendidikan Gus Dur
3. Karier Gus Dur
4. Akhir Hidup Gus Dur
Berdasarkan kerangka di atas dapat dibuat karangan
singkat yang terdiri atas satu alinea; dapat diperluas menjadi empat alinea;
dapat diperluas lagi menjadi empat bab; bahkan dapat dibauat menjadi satu buku.
Begitualah pentingnya membbuat kerangka karangan sebelum mengarang.
b. Pola Logis
Di atas telah disebutkan bahwa pola
logis memakai pendekatan berdasarkan cara berpikir manusia. Cara dalam berpikir
bermacam-macam yaitu bergantung pada sudut pandangnya. Adapun macam-macam
urutan logis adalah klimaks –antiklimaks, sebab – akibat, pemecahan masalah,
dan umum – khusus.
Contoh 1 (Urutan Klimaks)
Topik : Kejatuhan Soeharto
i. Praktik KKN Merajalela
ii. Keresahan di dalam Masyarakat
iii. Kerusuhan Sosial di Mana-mana
iv. Tuntutan Reformasi Menggema
v. Kejatuhan yang Tragis
Contoh 2 ( Urutan Sebab – Akibat)
Topik : Pemukiman Tanah Tinggi Terbakar
1. Kebakaran di Tanah tinggi
2. Penyebab Kebakaran
3. Kerugian yang Diderita Masyarakat dan Pemerintah
4. Rencana Rehabilitasi Fisik
Contoh 3 (Urutan Pemecahan Masalah)
Topik : Bahaya Ecstasy dan Upaya Mengatasinya
1. Apakah Ecstasy
2. Bahaya Ectasy
2.1 Pengaruh Ecstasy Terhadap Syaraf Pemakainya
2.2 Pengaruh Ecstasy terhadap masyarakat
2.2.1 Gangguan Kesehatan Masyarakat
2.2.2 Gangguan Kriminalitas
3. Upaya Mengatasi Bahaya Ecstasy
4. Kesimpulan dan Saran
Contoh 4 (Urutan Umum-Khusus)
Topik : Komunikasi Lisan
1. Komunikasi dan Bahasa
a. Bahasa Lisan
b. Bahasa Tulis
2. Komunikasi Lisan dan Perangkatnya
a. Kemampuan kebahasaan
1. Olah Vokal
2. Volume dan Nada Suara
b. Kemampuan Akting
1. Mimik Muka
2. Gerakan Anggota Tubuh
3. Praktik Komunikasi Lisan.......dPENUTUP
DAFTAR ISI
Contents
Dengan
menentukan tema dan topik secara baik maka akan menghasilkan karangan baik pula
dan menarik orang untuk mem bacanya. Ditambah dengan judul yang mengesankan dan
membuat orang penasaran ingin membaca menjadi nilai tambahan bagi sebuah
karangan tersebut.
Menentukan
judul yang tepat harus di dasarkan terhadap apa tema dan topiknya jangan sampai
bertentangan apa lagi melenceng jauh dari kaidah – kaidah yang sudah di
tentukan dalam perumusan sebuah karangan tersebut.
Menentukan
sebuah topik , tema dan judul yang tepat wajib hukumnya bagi semua oranga dalam
pembuatan sebuah karangan tertulis karena membantu dalam penulisannya agar
tertata dan sesui dengan yang di inginkan dari awal penulisannya.
Topik yang
baik harus menarik dan dibaca serta di kuasai dengan baik oleh penulis minimal
prinsip – prinsip ilmiah. Sedangjan tema yang baik adalah tema menarik
perhatian penulis, tema di kenal atau di ketauhi dengan baik, bahan – bahannya
dapat di peroleh, tama di batasi ruang lingkup. Dan judul yang baik adalah
harus relavan, harus provokatif, harus singkat.
ini beneran looh ada aplikasi bagi-bagi pulsa gratis semua operator, tiap minggu bisa dapet 10rbu, lumayan ngga harus beli pakai uang lagi dehh, ayo buktikan ,jutaan orang indonesia telah bergabung, dan ini merupakan aplikasi yang baru dirilis dari korea, di korea sekarang lagi ngetop loh aplikasinya, ayo buruan gabung manfaatkan handphone untuk bisnis mu, buruan klik link ini dan download maka anda akan mendapat bayaran khusus pertama untuk anda,tapi hanya khusus di link ini aja https://invite.cashtree.id/d9876a ayo buktikan.
No comments:
Post a Comment